Kamis, 23 Desember 2010

Sukses Yang Unlimited

Oleh: Erfian Fathurohman

Assalamu’ alaikum yaa my friend, Sebuah impian yang di impi-impikan oleh semua orang adalah menjadi menjadi orang yang sukses. Yups ! sebuah mimpi yang menerbitkan asa di dada setiap insane manusia dalam menghadapi bahtera kehidupan ini lengkap dengan suka dukanya (cieee, serius amat !!!)

Berawal dari sebuah buku terbitan Pro-U media dengan judul “Never Ending Succes” yang ditulis oleh mas Budi hartono dan terbit sekitar tahun 2006. Saya seperti mendapat asupan gizi untuk melengkapi kesuksesan-kesuksesan dalam hidup saya, meskipun saya belum bergelimang harta, tahta bahkan surga dunia lainnya (jadi inget buku Aa gym yang berjudul muslim tidak perlu kaya tapi harus kaya). Karena bagi saya “kesuksesan bukanlah tujuan” namun “kesuksesan adalah perjalanan”, mengapa? Karena bagi saya perjalanan manusia itu bertahap dan untuk sukses manusia harus mampu melewati tahap-tahap tersebut, till the end of the day (lumayan sok english).hehe
Sekedar flashback, saya sangat terinspirasi dengan penjabaran mas budi (penulis “Never Ending Success”) mengenai teori sukses tanpa batas alias unlimited successful bin cespleng nan mujarab. Nyok kita liat bareng-bareng supaya kita bisa menjadi muslim yang suksesnya tanpa batas!!!

Diketahui :
SD = sukses dunia
SP = sukses pribadi
SS = sukses social
SA = sukses akhirat

Ditanyakan :
StB (sukses tanpa batas) =……?

Jawab :
StB = SD + SA
SD = SP +SS

Gimana anak-anak dah paham lom!, pasti udah khan ! (kaya guru TK aja ^_^y). pastinya temen-temen butuh penjelasan lebih lanjut mengenai suatu teori yang kemungkinan besar belum dipatenkan ini.wkwkwkwkw

So, dengerin eh salah, yang bener baca (hehe), beberapa uraian sambil kita mendalami rumus-rumus teori sukses tanpa batas. Tarik mang !!!

Yang pertama
Sukses tanpa batas ( StB) tidak akan mampu dicapai apabila sukses dunia (SD) dan sukses akhirat (SA) tidak berjalan secara optimum (lihat di table, emang ada Ya !!!). mengapa? Pertanyaan tersebut akan terus berlanjut karena memang itulah syarat-syarat untuk mengetahui sampai dimana kualitas sukses kita.
Untuk lebih menghayati, saya akan mencoba menjelaskan mengapa buku mas Budi sangat menginspirasi saya untuk berjuang menggapai sukses yang unlimited.
Kita tengok rumus sukses dunia (SD), dimana disitu terdapat SP atau sukses pribadi. Nah disinilah kita akan menjadikan pengalaman pribadi (tidak harus pribadi kita namun juga pengalaman pribadi orang lain) sebagai guru yang terbaik mengapa? Hal tersebut dikarenakan banyak buku tulis yang sering berisi kalimat mutiara “experience is the best teacher”, hehe beneran kale.

Yups, dengan belajar dari pengalaman pribadi maupun orang lain kita mampu menempatkan diri pada situasi yang bahkan belum kita hadapi sekalipun. Hal tersebut lumrah apabila kita sering bertanya dan bergaul dengan orang yang sudah mempunyai jam terbang tinggi dalam mengarungi kehidupan ini, so, jangan lupa “malu bertanya sesat di jalan.

Perubahan sikap pada diri manusia untuk menjadi lebih baik dan positif menurut saya adalah sebuah kesuksesan. Mengapa? Sebagaimana pernah di sebutkan dalam sejarah islam, setelah menang dengan gemilang meski harus kehilangan banyak penghafal Qur’an di perang Badar kemudian Kaum muslim menyongsong perang Uhud dan ketika itu umat muslim mengalami kekalahan. Setelah diusut penyebab kekalahan di padang Uhud ternyata adalah silaunya pasukan muslimin dengan harta rampasan. Dari peristiwa tersebut kita mendapat pelajaran sebagaimana dalam salah satu hadist disebutkan bahwa perang paling hebat adalah perang melawan hawa nafsu. Berarti dengan mengendalikan hawa nafsu sesuai perintah Allah SWT merupakan salah satu pintu untuk menggapai sukses tanpa batas.

Okelah saudara-saudara, mari kita masuk kepada fase sukses yang selanjutnya agar kita mampu melihat arti sukses yang sebenarnya.sip deh

Yang kedua
Tahu nggak ternyata dalam ilmu ekonomi dikenal sebuah teori keunggulan mutlak, nah lho!!! Apa itu teori keunggulan itu, mari kita sedikit bernostalgia . Adam Smith dalam tulisannya An Inquiry Into The Wealth of Nation atau yang dikenal dengan The Wealth of Nation (1776) mengatakan secara alami bahwa manusia akan selalu memperoleh dorongan untuk dapat meningkatkan agar lebih baik bagi dirinya sendiri. Nah yang jadi masalah ketika kita sudah mampu berkembang menuju sebuah kesuksesan secara pribadi sudahkah kita mampu bermanfaat bagi orang lain dan mampu sukses secara social.

Sukses secara social menjadi salah satu unsure dalam sukses dunia dimana hal tersebut sangat penting dalam proses pencarian sukses tanpa batas. Akan hambar ketika kita mampu menjadi seorang pribadi yang jenius, pintar, bahkan cum laude (kerennya!!!) namun tidak mempunyai peran dalam masyarakat bahkan cenderung diacuhkan. Betapa tidak bergunanya makhluk seperti itu yang hanya bangga menjadi pribadi sukses namun seperti acuh tak acuh dalam problematika masyarakat disekitarnya yang mungkin tidak sepintar atau sehebat orang tersebut.

Sudah barang tentu banyak orang yang sudah menjadi pribadi yang individualistis, salah satunya karena kurang sadarnya akan agama, nah mengapa sukses tanpa batas mempunyai unsure sukses akhirat. Mari kita lihat contoh hubungan antara sukses akhirat, sukses pribadi dan sukses social yang mampu saling melengkapi, kemudian rasakan bahwa salah satu dari ketiga hal tersebut seringkali kita lupakan sebagai seorang muslim/muslimah. So, berbeda caranya pasti berbeda pula kedasyatannya.

Contoh :
Mas A bin fulan adalah seorang kontraktor yang kaya, saking kayanya ibadah haji pun sudah berkali-kali. Beliau adalah sosok pribadi yang sukses karena mampu mengangkat harkat dan martabatnya. Namun sangat disayangkan pada kenyataannya beliau dikenal sebagai orang yang pelit bin medit alias kikirnya minta ampun plus acuh dengan keadaan ekonomi masyarakat. Nah my friend itu adalah suatu ironi ketika seseorang mampu mencapai sukses pribadi dan akhirat namun gagal disisi sosialnya, harusnya keberhasilannya menjadi berkah bagi masyarakat yang belum beruntung di sekitarnya. Itulah cerminan kita, masih pedulikah kita dengan orang lain ketika kita sudah mempunyai keunggulan pribadi. Coba di inget-inget.hehe

Mbak B binti fulan adalah seorang artis yang dikenal luas masyarakat karena sering nongol di TV. Selain terkenal, mbak B binti fulan juga sangat dihormati masyarakat karena aktif di berbagai organisasi kepedulian sosial. Dengan segala keunggulan pribadinya dan manfaat yang bisa beliau berikan pada masyarakat sangat disayangkan dalam urusan ibadah beliau kurang memperhatikan padahal salah satu bentuk syukur kepada Allah SWT karena telah diberi keunggulan individu dan sosial adalah dengan ibadah. Kemana kita pergi setelah hidup di dunia yang sebentar ini apabila kita tidak sadar dengan hidup yang kekal. Sangat rugi apabila kita dikenal masyarakat luas sebagai pribadi yang mengesankan namun Allah SWT tidak mengenal pribadi tersebut karena jarang beribadah terlepas dari segala kesibukannya.

Mas C bin fulan adalah seorang alim ulama yang terkenal zuhud hafal alquran plus hafal banyak hadist, dimana-mana orang pasti mengenalnya. Namun waktunya hanya dihabiskan dengan beribadah. Siang malam dilewati hanya dengan ibadah dan ibadah. Bagaimana dengan hidupnya? Sungguh disayangkan hidupnya bergantung dari meminta-minta para donator dan masyarakat yang percaya dengan kealimannya. Padahal nabi Muhamad sebagai sebaik-baiknya teladan telah bersabda “Seorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkahdirinya maka itu lebih baik dari seorang yang meminta-minta kepada orang-orang yang terkadang diberi dan kadang ditolak.” (Mutafaq'alaih). Selain itu seseorang tidak harus beribadah siang dan malam karena sudah ditentukan waktunya. ketika seseorang bekerja untuk mencari nafkah maka orang tersebut mendapat pahala sebagaimana sabda rasululloh “Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah. “(HR. Ahmad)

Trus bagaimana kita bisa mencapai sukses tanpa batas? Tentunya dengan sedikit penjelasan diatas maka bisa kita ambil pelajaran bahwa memang seorang muslim tidak boleh hanya berfikir untuk dirinya sendiri namun ketika mampu menjadi pribadi yang sukses maka janganlah lupa dengan keadaan social di masyarakat sekitar, terlebih segala kesuksesan yang nantinya kita raih tidak mungkin terlepas dari nikmat Allah yang maha luas. Tergantung bagaimana kita menyadari bahwa dengan perilaku individualistis maka akan menyeret kita sebagai seorang muslim yang acuh terhadap kemajuan islam itu sendiri bahkan menjerumuskannya ke lembah kehinaan. Maka bagaimana mungkin islam akan bangkit apabila kita tidak mau menjadi pribadi yang sukses, yang bisa bermanfat bagi orang lain (khairunnas) dan terpenting taat kepada Allah SWT. Semoga Allah memberi pelajaran kepada orang yang mau berfikir .wassalam

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More