Jumat, 31 Desember 2010

Impian Seorang Penulis


Oleh: Lely Noormindhawati

Akhirnya aku merasa lelah juga. Kuhitung sudah kali ke lima naskah novelku ditolak penerbit. Sebagai penulis pemula, aku memang harus siap dengan konsekuensi ini. Meskipun demikian, aku terus berusaha menggelorakan energi positifku. Aku harus tetap semangat dan tidak boleh menyerah begitu saja. Untuk sementara waktu, kuendapkan dulu kejumudan pikiranku. Biarlah draft naskah novel yang kuberi judul “Ijinkan Aku Menjadi Perempuan” itu tersimpan dalam memori hard disk-ku. Aku yakin kelak masterpiece-ku tersebut, pada saatnya nanti dengan ijin-Nya, pasti akan naik cetak juga.

Aku tersenyum. Kegundahanku untuk sementara teredam juga. Berselancar di dunia maya terkadang memang menjadi obat jitu saat kegagalan mulai menguji kesabaran diri. Kujelajahi setiap jengkal ruangan di google, mencari referensi tentang penerbit, para penulis profesional, novel-novel best seller, dan segala pernik-perniknya. Aku mulai mengkajinya satu per satu. Hingga tiba pada ujung kesimpulan, aku memang perlu rehat sejenak untuk memulihkan konsentrasi. Jika pikiranku kembali  fresh, itulah saat yang tepat untukku berjibaku lagi merevisi draft naskah novel “Ijinkan Aku Menjadi Perempuan”. Tetap dengan harapan tersemat, suatu saat kesuksesan akan berpindah dalam genggamanku. Bulan di langit akan jatuh ke pelukanku dan kerlip bintangnya akan menyinari hatiku. Demikianlah mimpiku, asaku, yang terus berkelebat di setiap lorong jiwaku, memenuhi setiap hembusan nafasku, dan mengaliri seluruh pembuluh darahku.

Hingga suatu hari, seorang teman memberiku sebuah buku yang judulnya cukup menggelitik, “From Zero to Hero”, karya Solihin Abu Izuddin diterbitkan Pro-U Media Yogyakarta. Sebelumnya aku memang pernah mendengar judul buku tersebut tetapi baru kali ini berhadapan langsung dengan bukunya. Tanpa mengulur waktu, aku langsung saja membaca isinya lembar demi lembar.

Penulis mengemas kata di setiap jengkal tulisannya dengan menarik dan penuh ruh motivasi. Bahwa seseorang harus memandang hidup ini dengan positif dan memiliki motivasi yang benar dan besar di dalam kehidupan. Buku ini juga menuntun seseorang agar memiliki cita-cita besar dengan melejitkan setiap sifat positif dan mengikis habis setiap sifat negatif untuk kemudian diwujudkan ke dalam sebuah prestasi sejati. Agar setiap orang tidak lagi menyia-nyiakan momentum dan kesempatan, memenejemen waktu sebaik mungkin, siap berpikir dan bekerja keras untuk mengembangkan potensi dirinya, tidak kenal menyerah ketika gagal bahkan siap menyusun rancangan hidup untuk melahirkan prestasi-prestasi luar biasa. Buku ini menghadirkan energi bagi seseorang untuk mengubah hidupnya yang biasa menjadi luar biasa!

Membaca buku tersebut seakan mampu menuangkan mimpiku ke dalam kenyataan. Inilah saatnya bagiku untuk bangkit melejitkan potensiku menulis untuk melahirkan prestasi luar biasa. Bahwa kelak setiap goresan penaku akan terukir indah dalam tinta emas kehidupan dan menebarkan petuah-petuah bijak dalam setiap kesempatan. Kelak tulisanku seakan memiliki ruh yang mampu mempengaruhi setiap pembacanya untuk menciptakan amal-amal yang mulia di sisi-Nya.

Aku tersadar, inilah saatnya mengaplikasikan isi buku tersebut dalam kenyataan. Tidak sekedar mabuk dalam khayalan, berimajinasi tentang hal-hal yang indah tanpa berbuat amal apapun untuk merealisasikannya. Saatnya aku berjuang mewujudkan impianku ke dalam kenyataan!

Aku mulai rajin membuka kembali file naskahku. Mencoba mengkajinya lagi dan berusaha memberikan penilaian secara obyektif berdasarkan penilaian dari beberapa penerbit yang menolak menerbitkan naskah tersebut. Aku mulai merevisi dan memperbaiki isinya. Bismillah, semoga bisa lebih baik lagi. Itulah komitmenku!

Setelah melakukan beberapa kali revisi, baik isi maupun ejaannya, aku kembali memberanikan diri mengirimkannya ke penerbit. Aku memang sudah lama hunting nama-nama penerbit yang menerbitkan naskah fiksi maupun non fiksi. Jadi tak perlu bingung mau melempar naskah tersebut ke mana karena stok data base penerbit yang kumiliki masih cukup banyak.

Walhasil sebuah kejutan luar biasa kuterima sekitar dua bulan kemudian. Surprise bagiku, Bapak Kafi Kurnia dari PT. Andal Krida Nusantara (AKOER) sendiri yang mengirim email kepadaku bahwa beliau tertarik menerbitkan naskah novelku. Quick respon, aku langsung me-reply-nya dengan hati berbunga-bunga.

Alhamdulillah, Ya Allah, Engkau mengabulkan doa-doaku selama ini …” Rasa haru tiada terperi membuncah di dada. Novel perdanaku akhirnya diterima juga oleh salah satu penerbit ternama di tanah air. Tidak sia-sia penantianku dan kerja kerasku selama hampir setahun terakhir. Diam-diam harapan dan impian baru yang lain menelusup ke dadaku. Aku bermimpi kelak novelku bisa menjadi best seller. Meskipun aku penulis pemula, tidak ada salahnya aku menyematkan cita-cita kelak bisa memiliki reputasi sebagaimana Habiburrahman El-Shirazy ataupun Andrea Hirata. Jika Andrea Hirata seorang pendatang baru bisa, aku pun pasti bisa! Meskipun ada jeda waktu untuk berproses, bukankah ini momentum dan kesempatan yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin? Entah proses tersebut lama ataupun sebentar, yang terpenting kita sudah berikhtiar seoptimal mungkin. Karena proses inilah yang dinilai Allah. Sedangkan hasil biarlah Allah yang menentukan karena itu memang hak prerogatif-Nya yang tidak bisa diganggu gugat oleh makhluk-Nya.

Sambil menunggu naskahku dalam proses penerbitan, aku pun mulai aktif menulis lagi. Kali ini aku membulatkan tekad mencoret kata “putus asa” dari dalam kamus hidupku. Aku harus komitmen selalu meluangkan waktu untuk menulis dan menulis, kapan pun dan dimana pun. Ada banyak bahan yang bisa dituangkan ke dalam tulisan jika kita mampu menggali inspirasi dari alam, mendengar dan melihat dengan seksama setiap sudut dunia, belajar di kelas-kelas kehidupan tanpa kenal lelah dan putus asa serta menghadapi segala sesuatu dengan bijak.

Akhirnya selang empat bulan setelah naskah novel perdanaku diterima, naskah novel keduaku pun lolos seleksi, diterima oleh penerbit PT. Masmedia Buana Pustaka.  Allah memang tak pernah menyia-nyiakan setiap jengkal usaha dan kerja keras hamba-Nya yang ikhlas dan tak kenal menyerah. Hingga pintu-pintu kemudahan pun akan Dia bukakan jika kita fokus dan bersungguh-sungguh terhadap suatu urusan. “Karena sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan” (Terjemah QS. Alam Nasyrah:5-6).

Impianku menjadi penulis novel best seller semakin menggelora. Tak hanya itu saja, aku juga menyemaikan satu cita-cita kelak novel-novelku bisa difilmkan. Meskipun untuk saat ini semuanya baru sekedar mimpi, tapi sebuah kesuksesan itu bukankah diawali dari keberanian seseorang untuk bermimpi? Dan aku siap berjuang untuk mengubah mimpi-mimpi tersebut menjadi kenyataan.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More