Senin, 27 Desember 2010

Cahaya Cinta Di Akhir Wisuda

Oleh: Febrian Wahyu Hersanto

Alhamdulillah. bentar lagi wisuda juga,proses yang ditunggu itu akhirnya datang juga. Pagi itu, aku dan teman-teman seangkatan sebanyak 9 orang berencana mengambil toga wisuda dan foro-foto bareng di studio, tepatnya kalo ga salah 1 minggu sebelum wisuda. Saat itu, bulan Puasa tepatnya Ramadan 1431 H,jadi wisudaku pas puasa,Alhamdulillah. pagi itu sebenarnya kami janjian di kampus jam 7 pagi tepat. Kenyataannya , di kampus, jam 8 pagi itu, aku dan temanku tri yang datang duluan. “Feb, kita ambil toganya harusnya lebih pagi, tadi tak lihat di KOPMA UGM, udah banyak antriannya tuh” kata Tri saat aku dan dia duduk di lobi jurusan. Sontak saja , aku kager” KOPMA?? Bukannya di gedung pusat ya ambil toganya, di kopma tuh, angkatan mahasiswa baru ambil jaket, he..he..”. Tri langsung sadar kalo dia tadi salah lihat antrian. Kemudian setelah jam 9-nan baru 6 orang hadir di kampus. Setelah ditunggu, akhirnya kami berangkat ke gedung pusat UGM. Awalnya, siy prediksi temanku, aris, mesti kami kagak antri hari ini meski saat itu wisudawan Fakultas Teknik terbanyak.

Setelah sampai di sana, kami datang santai dan melihat antrian panjang di salah satu sisi kantor kemahasiswaan gedung pusat. Ternyata di situ ada 2 bilik masuk, yang satu teknik,dan yang satu gabungan MIPA, Biologi, Kedokteran. Ternyata saran temanku benar, di teknik antriannya sedikit tiba-tiba seorang pengawas memanggil kami. “Mas, dari teknik,langsung masuk aja ke ruangan” kata pengawas itu, yeah, kami g antri akhirnya. Setelah itu aku mengambil togaku. Setelah selesai dapat toga dan bon dari petugas, di belakangku ternyata ada 2 perempuan akhwat yang juga mengambil toga. Ketika melihat mereka, kayaknya, aku kenal wajahnya deh dengan salah satu akhwat tersebut, tapi di mana ya, lupa aku. Akhwat itu mengagumkan juga, tapi aku segera memalingkan pandangan, pertama itu,astaghfirullah karena saat lagi puasa jadi harus tetap menjaga pandangan. Langsung saja, aku dan teman-teman pulang dan foto di studio.

Setelah pulang ke kos, aku agak terngiang-ngiang dengan peristiwa tadi, tapi aku mencoba melupakan. Ketika main di facebook, ternyata ada temanku, Budi, dia sedang chat denganku, dan mengatakan ada temannya yang akan diwisuda agustus ini juga, namanya Tami. Saat itu aku membuka beranda di facebook, kan biasanya ada kumpulan berita dan status dari teman-teman di friendlist,ya secara tiba-tiba muncul gambar foto itu dengan teman-temannya. Ternyata Tami itu, sudah jadi teman aku juga, tapi aku baru tahu orangnya ketika di akhir UGM ini.

Oh ternyata itu toh orangnya, aku juga baru tahu saat pengambilan toga itu. Ya sebatas itu saja, aku berusaha melupakan rasa kagum itu. Pada hari Rabu itu, tiba untuk geladi resik wisuda di Graha Saba Pramana UGM. Aku dan teman-teman berangkat bareng-bareng jam 1 siang itu juga. Sesampai di sana, kami melihat urutan pengumuman wisuda, setelah itu masuk ke ruang wisuda. Lah di sana, Kebetulan juga, tidak sengaja lagi aku melihat dua orang akhwat itu lagi, salah satunya Tami lagi. Mereka duduk di depan sendiri, sedang aku dan teman-teman seangkatanku duduk di tengah. Ya Allah, aku memohon petunjuk-MU, ketika aku pulang dari wisuda itu, saat mau mengurus hotel untuk keluargaku malamnya, aku bertemu dan melihat lagi tami dan temannya di jalan keluar GSP. Setelah menyelesaikan urusan di Hotel UC UGM, secara kebetulan lagi aku bertemu dengan Tami dan temannya, ternyata beliau kos di daerah pogung kidul, tapi aku belum tahu tepatnya karena saat itu aku langsung pulang ke kos bersiap berbuka puasa.

Pada hari wisuda itu 19 Agustus 2010, aku dan teman-teman diwisuda dan diberi ijazah sesuai dengan nomor urut. Nomor urut aku ketika itu 160. Setelah selesai saur dan sholat shubuh dengan keluarga, aku langsung persiapan pakai toga dan aksesorinya. Pukul 5.30, aku keluar dulu dari hotel untuk absen dan berbaris terlebih dahulu. Keluargaku bapak, mama, dan adikku rencananya datang jam 8 pagi tepat saat prosesi upacara dimulai. Selama menunggu prosesi upacara, aku dan teman-teman berfoto2 wisuda dengan berbagai ekspresi, he..he..alhamdulilllah lulus juga. Setelah itu, kami disuruh berbaris berdasar nomor urut, wah saat itu karena anak teknik banyak juga, saat diurutin jadi bingung juga soalnya menyebar. Tetap aja belum bisa urut, sampai waktunya barisan berjalan baru bisa urut, saat itu aku langsung lari ke depan mencari urutan wisuda,Alhamdulillah, aku menemukan juga, aku di belakang 2 orang perempuan yang satu dari teknik kimia dan teknik fisika. Setelah itu aku langsung memanggil anung, temanku yang kehilangan urutan, padahal dia di belakangku.

Setelah duduk, aku dan teman-teman mengikuti prosesi wisuda, akhirnya aku mencoba melihat teman-teman UGM yang diwisuda. Akhirnya maju juga aku, di urutan 160, diwisuda oleh “mantan bosku” dalam proyek listrik desa yang sekarang menjadi Dekan FT UGM saat itu,Alhamdulillah, rasanya lega. Setelah itu, aku mencoba melihat teman-teman aku yang diwisuda. Tiba-tiba ada seorang akhwat dengan jilbab merah ungu yang anggun naik ke panggung menerima ijazah, oh ternyata itu Tami lagi. Untuk keempat kali dalam setiap prosedur wisuda aku ketemu beliau, meski belum pernah bercakap-cakap secara langsung siy. Dalam hati aku menganggap itu hanya kebetulan saja mungkin meski rasa kagum itu ada.

Setelah prosesi wisuda selesai, aku dan keluargaku foto bersama di luar gedung kemudian balik ke hotel. Sekitar jam 12 siang , aku dan keluargaku check out dari hotel menuju kosku. Aku dan adikku memindahkan barang-barang kosku ke mobil,aku langsung memutuskan pindah dari kos langsung habis wisuda. Kemudian, setelah itu aku dan keluarga mengikuti perpisahan di jurusan sore harinya. Setelah selesai, Keluargaku balik ke rumah, sedang aku baru pulang ke kampung halaman, 2 hari kemudian, naik motor rencananya.

Pada hari Jum’at, 20 Agustus 2010, pagi harinya, aku langsung ke gedung pusat untuk mengembalikan toga dan perlengkapannya. Setelah itu, aku langsung memutuskan melegalisir ijazah dan mengambil souvenir. Tidak diduga, akhirnya aku benar-benar bertemu dengan tami pas hari itu juga, saat itu aku selesai membayar biaya legalisir, aku menghadap ke sampingku, ternyata Tami juga mau melegalisir. Secara kebetulan,lima kali akhirnya aku bertemu beliau,tetapi aku tidak sempat berbicara ke dia, karena aku langsung balik aja.

Saat perjalanan pulang , aku sempat kepikiran beliau siy, tapi coba aku hilangkan. Tami merupakan akhwat yang benar-benar aku kagumi meski baru beberapa kali ketemu. Dari segi agamanya karena beliau akhlaknya , Insya Allah, bagus, apalagi beliau menjadi mentor dalam AAI. Informasi ini malah aku dapat dari adik angkatanku sendiri yang pernah dimentoring dia. Aku juga salut beliau adalah sorang akhwat tapi belajar di teknik yang unik, yang biasa dipelajari dan digaungkan di Iran dan Korea Utara. Tetapi beliau tetap berusaha istiqomah menjalankan agama islam ini secara kaffah.

Akan tetapi, kadang muncul rasa cinta diselingi kagum, tapi aku berusaha hati-hati karena cinta sejati hanya kepada Allah semata sebagaimana terdapat dalam buku “Jalan Pejuang Para Pencinta” Karya Salim A. Fillah. Baru di akhir kuliah ini, aku merasakan sebersit rasa cinta kepada seseorang karena sebelum-sebelumnya tidak pernah seperti ini. “Ya, kalo berjodoh pasti ketemu lagi” kata temanku seperti itu, dan aku tahu itu , yang penting bagaimana sekarang memperbaiki diri pribadi untuk mendapat cinta sejati dari Allah, Insya Allah.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More