Senin, 27 Desember 2010

Kesabaran itu Berbuah Manis Juga

Oleh: Febrian Wahyu Hersanto

Agustus 2008, tepatnya pada saat selasa sore,kalo ga salah waktu itu, di FT UGM sedang mengadakan Ospek bagi mahasiswanya. Ketika itu saya dan tim proyek lisdes baru pulang dari survey listrik desa. Sore sekitar jam 5, saya tiba di FT UGM, kemudian langsung bergegas pergi ke warnet untuk mengisi KRS online saudaraku. Ya, saat pulang itu sebenarnya suasana hatiku bingung, karena saudaraku yang sedang KKN di Klaten, ternyata belum bisa KRS-online, dan siang harinya, di mana saya sedang dalam proyek di Gunung kidul tiba-tiba ditelpon dia,agar dia membantu KRS dia. “Feb, tolong KRS-in punyaku”kata saudaraku sambil terengah-engah napasnya. Saat itu saudaraku emang lagi sakit sesak napas, tapi saya udah berjanji akan mengisi KRS-nya habis proyek. Tapi ternyata siangnya dia nekat ke kota untuk mengisi KRS. Sontak saja, kondisi yang kurang fit, membuat penyakit sesak nafasnya kambuh. Ketika itu ibu saya langsung menelpon saya juga, dan saya disuruh menenangkan kakak saya. Tidak lama kemudian bapakku yang pada saat itu bertugas di BPN Kendal juga menelponku juga. Terus aku coba minta tolong adikku untuk mencoba menolong KRS-an kakakku, tapi belum bisa juga menembus portal UGM padahal udah di warnet Solo yang cukup cepat, astaghfirullah. Ketika itu tangan kanan saya memegang GPS, kiri memegang HP, sambil pikiran melayang agak bingung memutuskan.

Akan tetapi, akhirnya, Alhamdulillah, saya bisa menenangkan saudaraku dan sesak nafasnya bisa segera teratasi meski via telepon yang terputus-putus karena sinyalnya sangat minim. Begitu ceritanya, maka saat sudah sampai di FT UGM saya langsung bergegas dan lari menuju warnet terdekat untuk KRS-an. Ketika itu saya lupa cara login masuk ke sistem portal FEB UGM, dan langsung tak coba hubungi teman lamaku di FEB, Alhamdulillah, dia bisa sms caranya. Astaghfirullah, ternyata sama aja via warnet pun, belum bisa masuk juga. Akhirnya sampai juga waktu maghrib, saya putuskan sholat maghrib dan Isya’ dulu. Sepanjang itu, saya hanya bisa bersabar dan berdoa kepada Allah,semoga hari ini bisa selesai. Habis Isya’, ternyata hasilnya sama, belum bisa masuk portal akademik FEB UGM di warnet dekat kos. Ya saat itu, saya belum punya kendaraan motor karena masih dipakai kakak dan situasinya masih libur, jadi teman-teman saya rata-rata lagi pulang. Alhamdulillah, ada satu temanku jati, yang masih ada di lingkungan sekitar kosku. Tidak berapa lama kemudian, saya sms dia, minta tolong beliau untuk nganterin saya ke warnet paling cepat di DIY. Alhamdulillah, beliau bisa bantu saya tapi jam 10 malam. Saya bersyukur memiliki teman seperti jati, meski saat itu dia sedang mengantar saudaranya di Kaliurang atas , beliau mau membantu temannya. Ya, sekitar jam 10 malam, “Feb, Assalamu’alaikum, saya jati, mari berangkat” kata jati sambil mengetuk pintu kamar kosku. Saat itu, saya ketiduran, tapi langsung sadar, dan bergegas berangkat ke warnet Square di KM 7 JAKAL. Sekali lagi, jam 10 pun, untuk masuk portal FEB UGM lewat warnet itu belum bisa, padahal udah 45 menit. Setelah itu , saya dan jati putuskan ke Bionet di daerah Gejayan untuk mencoba lagi. Dan akhirnya berhasil masuk, tapi yang bisa diambil ternyata hanya satu mata kuliah saja skripsi , padahal statistic belum diambil(doh) karena pada saat itu kuotanya duah penuh padahal baru dibuka 1 hari. Setelah saya jelaskan kepada saudaraku jam 11.45 malam selesai, bisa menerima. Jam 12 malam, saya dan jati pulang ke kos, Alhamdulillah, selesai juga. Tapi sebenarnya kegagalan ambil mata kuliah statistic ini menjadi sebuah rangkaian SAGA skripsi yang sangat melelahkan ini.

Setelah KKN, saudaraku mulai menyusun proposal skripsinya untuk diajukan ke Dosen Pembimbingnya, kira dari proses September 2008 sampai Desember 2008, ternyata ujian kesabaran itu datang. Dosen pembimbingnya ternyata belum meng-acc proposal saudaraku bahkan untuk bab 1 nya saja, karena ketika itu dosennya ingin perfect dan terlalu idealis denga pahamnya. Saudaraku udah proaktif ke dosennya, tapi belum bisa di-acc, karena itu mental saudaraku ketika itu sangat down sekali. Februari 2009, menjadi awal semester 6 bagiku dan semester 9 bagi saudaraku. Sekali lagi, beliau menjadi sangat pemurung dan sakit beliau yang lama sejak SD yaitu sesak napas kambuh lagi karena skripsinya belum selesai. Ketika itu, hampir saja beliau mau pindah ke D1 ke mamaku, tapi mamaku melarang dan tetap mendukung saudaraku untuk menyelesaikan skripsinya. Sejak saat itu saya bertekad memasang target bahwa aku harus bisa membantu saudaraku lulus tahun 2009 ini juga. Alhamdulillah, dengan dukungan keluarga, semangat saudaraku tumbuh kembali dan akhirnya dosen pembimbingnya luluh juga, sehingga proposal skripsinya akhirnya bisa diterima.

Proses pengambilan data dan pembuatan skripsi itu dilakukan dengan survey langsung di tempat penjualan roti di Solo Grand Mall. Alhamdulillah, data bisa didapat dan diolah dengan baik. Draft skripsi itu bisa selesai sekitar bulan Mei 2009. Sebenarnya, saudaraku harus pendadaran juni 2009 juga karena dosen pembimbingnya akan kuliah S2 di luar negeri. Ketika itu , saudaraku akan mendaftarkan skripsi untuk diseminarkan, tetapi ada jawaban mengejutkan dari pegawai pengajaran FEB ketika itu. “ Maaf, mas. Anda belum bisa seminar pendadaran sekarang, karena masih ada nilai D di mata kuliah wajib anda,yaitu statistik”, sontak saja saudaraku kaget, kenapa dulu pas ngisi KRS (kartu rencana studi) tidak ada warning di sistem akademiknya, dan dia bisa ambil skripsi, menurut pengajaran di sana, peraturan itu tidak tertulis sehingga hendaknya dimaklumi mahasiswa. Saya kaget ketika saudaraku memberitahu begitu, akhirnya gara-gara saya gagal mengklik statistik 1 semester lalu, pendadaran mundur dan resikonya seminar tanpa dosen pembimbing karena dosennya sudah berangkat ke Luar Negeri Juli 2009.

Secara khusus, mamaku menelpon saya untuk membuat saudaraku tenang dan saya disuruh menghadap ketua Jurusan Manajemen langsung untuk meminta penjelasan. Akhirnya, hari berikutnya saya dan saudaraku langsung menghubungi ketua jurusan manajemen UGM untuk pertama kalinya, dan jawaban tetap sama, bahwa kakak saya harus mengulang mata kuliah statistik di semester pendek dan dia pendadaran tanpa dosen pembimbing. Ya, Bismillah, saya mencoba menjelaskan ke saudaraku dan mamaku, akhirnya mereka mengerti dan pilihan itu akhirnya dijalani dengan penuh harapan. Saat itu sebenarnya saya sedih kenapa pemberitahuan itu telat sekali hampir 1 semester, tapi g p p mungkin ini jalan dari Allah. Periode Juli-Agustus 2009,saudaraku mengikuti kuliah dan ujian pas semester pendek. Ketika itu saya sedang berjuang dan berharap semoga semua berjalan lancar sehingga habis KKN saya bisa melihat saudaraku pendadaran. Awalnya, saya berharap pas KKN itu saya bisa melihat kakak saya diwisuda bulan agustus 2009, tapi ternyata belum bisa.

Setelah KKN selesai, akhirnya, saya bisa dapat kepastian pendadaran saudaraku3 hari menjelang idul fitri ternyata. Ya, pas hari-H ketika itu, kedua orang tua saya memasrahkan saudaraku ke saya, , sejujurnya saya agak khawatir karena kakak saya akan berhadapan dengan 3 penguji sekaligus, dan ketua penguji adalah seorang professor mantan ketua jurusan juga. Dan ketika itu kakak saya maju pertama dari 2 orang ke ruangan itu. Pendadaran berlangsung hampir 1,5 jam, saudaraku sempat keluar sebentar mengambil jurnal, ternyata astaghfirullah, beliau keluar dengan mata tertunduk dan skripsinya dinyatakan gagal karena tidak sesuai dengan harapan sang professor. Profesor itu memiliki pemahaman ilmu/mazhab yang berbeda dengan dosen pembimbingnya. Seketika itu saja, saya sedih sekali rasanya ingin nangis, tapi saya mencoba tenang dan tetap tersenyum menghibur saudaraku. Sore itu juga saya mencoba menelpon mamaku, meski dengan perasaan menahan tangis karena saya gagal mengemban tugas itu, orang tua saya tetap memberi semangat “ g p p dik, mungkin Allah ingin memberi pelajaran terbaik bagi kakakmu” kata mamaku begitu. Sore itu, habis sholat ashar, saya langsung mengantar kakak ke janti di tempat pemberhentian bus ke arah Solo, beliau memutuskan untuk langsung pulang untuk menenangkan diri.

Malam harinya, saya mencoba menelaah diri dan introspeksi semoga peristiwa tadi bisa menjadikan pelajaran bagi saya, meski cukup berat melupakannya karena skripsi yang dikerjakan hampir 1 tahun dengan penuh lika liku masalah itu , dinyatakan gagal hanya dalam 1 jam. Malam itu saya masih di jogja untuk menyelesaikan proposal PKM yang akan dikumpul paginya, jadi ketika itu ngerjain pun terasa kurang enak. Setelah selesai semua, akhirnya sore harinya saya pulang ke Solo. Alhamdulillah, ketika itu bapak dan mama sangat bersabar dengan gagalnya saudaraku di pendadaran, mereka mengerti bahwa ini merupakan ujian dari Allah kepada keluarga kami. Momen lebaran tahun itu , jujur saya merasa agak hambar terutama dengan kegagalan saudaraku, tetapi Alhamdulillah keluargaku selalu mendukung beliau meski mentalnya agak sempat jatuh. Aku juga senantiasa memberi keyakinan pada keluargaku, Insya Allah, pendadaran kedua lulus, meski kadang dalam hati merasa kurang yakin, karena saudaraku harus menghadap professor itu lagi karena dia bertindak sebagai dosen pembimbing pengganti. Bulan oktober 2009, Alhamdulillah, keajaiban itu terjadi, setelah direvisi 2 kali ternyata professor itu mengizinkan saudaraku pendadaran di bulan November, padahal prediksi awal saudaraku dosen itu sulit ternyata mudah. Ini adalah hidayah Allah kemudian baru dibantu doa bapak dan mamaku,serta keluarga. Mamaku selalu berusaha sholat tahajud di tengah malam untuk memohon kemudahan kepada Allah terhadap putra-putrinya.

November 2009, tepatnya 1 hari sebelum Idul Adha, akhirnya pendadaran kedua ini dimulai juga pada pukul 13.30. Ketika itu saudaraku mendapat giliran nomor 2, jadi beliau masuk sekitar pukul 15.20an. Ketika itu,mamaku senantiasa berdoa dan membaca Al Qur’an selama pendadaran di rumah. Saya di luar ruangan pendadaran juga terus berdoa semoga dia sukses. Alhamdulillah, sekitar pukul 16.30an beliau keluar dengan wajah tersenyum berbeda dengan pendadaran pertama. Sekitar pukul 17.00, 3 penguji keluar dan sang professor memberi nilai B+ kepada kakak saya “Allahu Akbar”, akhirnya kakak saya lulus juga.

Alhamdulillah, akhirnya pada tanggal 18 Februari 2010, pas saat tanggal lahir saya, kakakku diwisuda. Alhamdulillah, bapak, mama, dan adik, serta aku bisa bahagia bersama dalam momen tersebut. Lega rasanya, sesuai harapan saya dan keluarga. Satu Pelajaran, bahwa tetaplah bersabar akan ujian yang diberikan Allah, karena semuanya mengandung hikmah, Kesabaran itu akan berbuah manis juga. Kita hendaknya mendukung anggota keluarga kita di saat mereka mengalami kesulitan sesuai “Dalam Dekapan Ukhuwah” karya Salim A. Fillah.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More