Senin, 27 Desember 2010

Armada Ukhuwah Islamiyah

Oleh: Amir Zamroni

Program Studi Islam 2 (PSI 2) begitulah nama pelatihan tersebut, pelatihan kaderisasi lanjutan setelah Program Studi Islam 1 (PSI 1) yang diadakan oleh LDK (Lembaga Dakwah Kampus) Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, JMMI (Jamaah Masjid Manarul Ilmi). Pelatihan tersebut diikuti oleh kader-kader JMMI yang nantinya dipersiapkan untuk menjadi penkonsep atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Steering Committee (SC) di kegiatan-kegiatan besar islami kampus perjuangan tersebut.

Aku masih ingat betul, bagaimana diriku dan teman-temanku yang berasal dari LDJ (Lembaga Dakwah Jurusan) bisa sampai mengikuti pelatihan tersebut. Ada aktor di balik semua itu. Sebut saja mas hasib, senior kami si penakluk hati tujuh punggawa Ash-Habul Kahfi. Ash-Habul Kahfi merupakan nama LDJ di jurusan kami tercinta, Teknik Material dan Metalurgi ITS. Sesuai dengan namanya, menggambarkan kondisi LDJ kami yang sempat hibernasi selama sepuluh tahun di belantika dakwah kampus karena tidak adanya generasi penerus perjuangan dakwah. Namun, Alhamdulillah kini kondisinya sudah mulai berbeda, Ash-Habul Kahfi mulai terbangun dari tidur panjangnya. Setidaknya ada tujuh generasi penerus Ash-Habul Kahfi yang mulai dikenal oleh teman-teman LDJ lain dan bersedia membantu JMMI untuk mewujudkan ITS sebagai kampus madani.

Hati kami diyakinkan oleh sang hafidz Al-Qur’an itu untuk mengikuti pelatihan tersebut. Kita bisa membayangkan begitu sulitnya meyakinkan seseorang yang usianya tidak jauh beda dengan kita. Alasan demi alasan dari kami selalu dia luruskan hingga mengubah kekerasan hati sampai akhirnya kami luluh dan bersiap melangkah menuju sesi screening PSI 2. Hal itu dia lakukan untuk kebaikan kami supaya Ash-Habul Kahfi bisa terus bertahan dan berkembang dalam memperjuangkan dakwah di tengah derasnya arus dunia kampus.

Sesi screeningpun tiba, sebenarnya kami gelisah namun wajah kami menampakkan ketenangan seakan-akan tidak ada satupun masalah. Sudah terlanjur berjanji kepada mas hasib untuk mengikuti screening, meskipun sebenarnya masih dalam keadaan terpaksa. Dinyatakan tidak lolos, tidak masalah bagi kami yang terpenting mengikuti screening dulu. Sebenarnya kami adalah ADK (Aktivis Dakwah Kampus) di jurusan karena semuanya adalah motor penggerak kebangkitan Ash-Habul Kahfi, namun kami merasa minder dan merasa ilmu agama yang kami miliki belum pantas untuk bergabung bersama teman-teman di JMMI.

Dalam pikiran kami, pasti pertanyaan yang diajukan screener seputar amalan yaumiyah (amalan sehari-hari). Serasa bisa melihat masa depan, apa yang ada di pikiran kami mengenai pertanyaan yang akan diajukan tepat semuanya. Mulai dari sholat wajib berjama’ah, sholat duha, sholat qiyamul lail (malam), tilawah, puasa sunnah, hafalan Al-Qur’an, hingga pengetahuan keislaman.
Tak disangka, diriku dinyatakan lolos bersama keempat temanku meskipun dengan modal pas-pasan. Antara senang dan sedih perasaan kami setelah mendengar kabar tersebut. Senang bisa meng-upgrade kemampuan spiritual kami dan sedih ketika kami tidak bisa mengamalkan ilmu yang didapatkan nantinya. Genderang PSI 2 ditabuh keesokan harinya. Alqur’an Terjemahan, Hadits Arbain, alat tulis, alat makan, dan alat sholat lengkap tak lupa dibawa karena pelatihan tersebut juga berbentuk Mabit (malam bina iman dan taqwa) dimana semua peserta tetap berada di sekitar area pelatihan selama dua hari dua malam. Kami juga membawa kemeja polos lengan panjang, dasi, celana hitam, sepatu van tofel, disertai dengan jas almamater untuk dipakai di ruang pelatihan pada waktu pagi hingga sore harinya.

Pertama kali kami menduga PSI 2 itu sama seperti pelatihan-pelatihan keislaman biasa, namun kenyataannya pelatihan ini sungguh di luar dugaan. Luar biasa, baru kali ini kami merasakan pelatihan keislaman yang berbeda dengan pelatihan-pelatihan keislaman sebelumnya yang pernah kami ikuti, sehingga membuat kami betah mengikuti pelatihan sampai hari terakhir.

Materi yang disampaikan itu sebenarnya berat, namun disampaikan secara ringan oleh setiap pembicara dengan sesekali diselingi humor sehingga membuat semua peserta tampak antusias menerima materi meskipun siang sekalipun mulai dari materi Mujahadah dalam Dakwah, Fiqh Prioritas, Al Walak Wal Barok, Al Qiyadah Wal Jundiyah, Marketing Dakwah, Dakwah Kampus, hingga Istiqomah dan Tawadzun. Pembicaranyapun orang-orang yang berkompeten di bidangnya mulai dari Abdullah Shahab (Super Trainer ITS) sampai Marendra Darwis (Pengasuh Klub Remaja Ceria dan Penulis buku “Apakah bibirmu masih perawan ?”) sehingga membuat para peserta termotivasi dan terinspirasi di setiap materi.

Tak terasa waktu memasuki akhir pelatihan. Tanpa perpisahan kita tidak akan pernah mengerti betapa berartinya arti pertemuan. Meninggalkan kenangan yang berbekas indah, merekam jejak-jejak calon penggagas peradaban. Semua peserta PSI 2 dilepas untuk menanggung amanah yang berbeda-beda demi tegaknya islam di ITS dengan mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama pelatihan. Enam orang mahasiswa dan enam orang mahasiswi peserta PSI 2 ditakdirkan bertemu oleh Sang Maha Pengatur Kehidupan untuk menjadi SC RDK 31 (Ramadhan di Kampus 1431 H), aku termasuk di dalamnya.

Awal kisah perjuangan kami dimulai di sini. RDK merupakan serangkaian kegiatan JMMI selama bulan ramadhan yang terdiri dari bermacam-macam program dakwah seperti Gema (gerakan menyambut ramadhan), Kamera (kajian menyambut ramadhan), Kobar (buko bareng), Wisma (sholat tarawih bersama), SKS (shalat dan kajian subuh), Pro-U (program ukhuwah), Tabligh akbar, Biorama (bioskop ramadhan), Ngabuburit (kajian rutin manarul dan obrolan puasa), Irama (i’tikaf ramadhan bersama), M2 Days (muslim muslimah days), Salleb (salam lebaran), Sholat ied, dan Halal bihalal.

Jika dibandingkan dengan kegiatan lain, RDK ini merupakan serangkaian kegiatan terbesar di dalam satu kepengurusan JMMI tiap tahunnya. Sungguh bukan pekerjaan mudah bagi kedua belas insan terpilih itu. Kami harus benar-benar bisa membagi waktu dengan tepat dimana ada waktu untuk menimba ilmu akademik dan spiritual. Ditambah lagi dengan waktu untuk mengemban amanah kita di organisasi mahasiswa lain. Mau tidak mau harus ada waktu yang dikorbankan untuk memikirkan konsep kegiatan RDK sebagai ujung tombak kegiatan spiritual terbesar di ITS.

Mungkin ada yang sebagian menganggap amanah ini adalah musibah atau yang lebih parah lagi ada yang menganggapnya sebagai tumbal. Bagaimana tidak ? Rencana yang sudah dirancang sejak awal semester harus berubah total karena adanya amanah ini yang datang secara tiba-tiba. Mau menolak ? Sungkan rasanya, soalnya merasa berhutang budi. Mau menerima ? Rencana ke depan bersiaplah akan segera berantakan. Akhirnya aku harus rela melepas beberapa rencana ke depan, hal itu juga sama dilakukan oleh teman-teman SC yang lainnya. Jika saja kami tetap pada ego dan memprioritaskan kepentingan masing-masing, RDK 31 ini tidak akan pernah ada.

Berasal dari latar belakang yang berbeda mulai dari daerah asal, jurusan, sikap, kesibukan, dan lain sebagainya membuat kami saling memahami satu sama lain. Waktupun bergerak maju, semua pemikiran akhirnya tertumpahkan. Sebagian besar dari kami pernah menjadi penkonsep kegiatan besar di organisasi mahasiswa lain, sehingga tak heran semua pemikiran dijelaskan secara detail.

Mendengar dari gaya bicaranya tak jauh beda antara yang satu dengan yang lain. Dari gaya bicaranya saja sudah bisa diambil kesimpulan kecil bagaimana sikap kesehariannya. Maklumlah, kami tidak pernah bertemu secara langsung dan sengaja, ketika kami syuro (rapat), kayu interior setinggi dua meter (hijab), selalu setia mendampingi menjadi dinding pembatas diantara SC ikhwan (laki-laki) dan akhwat (perempuan).

Kami berasal dari berbagai macam disiplin ilmu. Mulai dari SC berotak matematika, berdarah kimia, bersyaraf elektro, berotot mesin, bertulang material, berkulit geomatika, hingga pengkonsep berbusana desain produk. Karakter mereka juga bermacam-macam mulai dari tipe sanguinis (suka berbicara), korelis (berjiwa pemimpin), melankolis (mendalam dan penuh pemikiran), sampai plegmatis (cerdas) semuanya berkumpul menjadi satu pemikiran.

Pernah suatu hari kami dihadapkan suatu masalah, mengenai pembicara salah satu program dakwah di kegiatan RDK 31, Tabligh Akbar. Macam-macam usulan dari kami, mulai dari AA Gym, Emha Ainun Najib, Ust. Jeffri Al Buchory, Ust. Danu, Ust. Arifin Ilham hingga Bimbim drummer grup band “SLANK”. Perbedaan pendapat sampai pernah membuat kami berselisih paham. Adu argumentasi tidak bisa terelakkan lagi, sampai-sampai ada yang harus meluapkan emosinya, suasana memang begitu panas utamanya bagi SC korelis.

Tapi, itu tak berlangsung lama. Sekejap mereka terdiam, seakan-akan terhipnotis kata-kata yang terdapat di buku terbitan Pro-U Media karangan Ust. Salim A. Fillah, Dalam Dekapan Ukhuwah :

Hati kita masing-masing dihuni cahaya
dan ruh-ruh di sana telah saling melihat kilaunya
Merasai pertemuan kembali yang lama dinanti
Maka wahai para nurani, saling berlembutlah
Karena kalian sedang berpelukan, dalam dekapan ukhuwah

Kemurahan hati membuat perbedaan diantara kami berubah menjadi serangkaian warna pelangi yang indah di sore itu. Karena mungkin kami dicipta untuk saling mengisi dan saling menguatkan. Tak terasa bulan Ramadhan semakin dekat. Ramadhan waktu itu terasa berbeda daripada ramadhan biasanya. Sebuah tantangan besar berada di pundak kami untuk menggelar kegiatan tersebut sesuai parameter keberhasilan, mengingat medan waktu itu bertepatan dengan liburan semester genap.

Bisa kita bayangkan, bagaimana sepak terjang perjuangan teman-teman SC untuk memenuhi parameter tersebut. Bukan hanya itu, masalah dana dan sumber daya mahasiswa yang sedikit, sehingga SC yang seharusnya bertugas menkonsep kegiatan di belakang layar tak tanggung-tanggung terjun langsung ke lapangan menjadi pelaksana. Ditambah lagi kami harus berpikir secara mandiri dan bebas tanpa batas. Tidak adanya pembimbing dari pengurus harian JMMI, karena waktu itu juga bertepatan dengan jadwal kerja praktek, membuat kami hampir putus asa dan bingung akan batasan-batasan yang harus dikerjakan oleh SC. Memang benar amanah ini sanggup meremukkan tulang punggung bagi para pengusungnya. Silahkan keluar bagi yang tidak kuat bertahan, hanya insan yang terpilih yang bisa bertahan sampai akhir.

Bulan Ramadhan telah tiba, Selama satu bulan penuh memaksimalkan dan menyeimbangkan antara amal ibadah dan amanah. Insya Allah, semua elemen yang terlibat dalam RDK 31 sudah menjalankan perannya masing-masing secara maksimal. Meskipun ada beberapa kendala, namun bisa terselesaikan karena pertolongan Illahi. Banyak hikmah yang bisa diambil dari semua elemen dalam RDK 31, utamanya para teman-teman SC yang telah rela meluangkan waktunya bersama membuat konsep kegiatan tersebut selama enam bulan lebih agar terlaksana dengan lancar.

Ketika masa-masa itu telah berlalu dan kita sudah mulai menata masa depan masing-masing, kami menjadi jauh. Satu nasyid yang membuatku selalu merasa berada di tengah-tengah mereka kembali bersama-sama menuju Armada Ukhuwah Islamiyah, Unic-Kau, Kawan, Sahabat, dan Teman.

Ketika mula bertemu
Terasa bagai telah lama bersua
Kau sambut ulur tanganku
Bertegur sapa penuh mesra
Masa terus berlalu
Dan kita tetap seiringan berjalan
Menempuh onak liku
Lalui semua suka dan duka bersama
Biarlah apapun rahasia
Dan kelemahanmu tetap engkau temanku
Riangnya saat kita ketawa
Asyik senda dan bercerita
Walau sesekali pandangan kita berbeda
Andainya tetap serupa
Adakalanya kita juga saling terluka
Namun di akhirnya kita tetap bersama
Dan kini dipisahkan dua benua
Saling mengejar cita
Tak pernah kulupakan
Detik yang indah bersamamu temanku
Ku pasti suatu masa
Engkau dan aku kan bertemu semula
Kembali menjalinkan detik nan indah
Untuk kenangan bersama

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More