Rabu, 12 Januari 2011

My New Spirit

Oleh: Farisy Yogatama Sulistyo

Kebangkitan dan keruntuhan suatu bangsa tergantung pada sikap dan tindakan mereka sendiri 

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Q.S Ar-Ra’du:11)
“Hari-hari telah berlalu, tidak terasa umurku telah mencapai ambang batas sma. Sekarang aku telah duduk di kelas 3 disebuah SMA Negeri yang terkenal akan masjidnya yang megah dan permai serta dikatakan paling besar diantar masjid-masjid di SMA Negeri se-yogyakarta. Senyum, tangis, tawa, canda telah aku lalui bersama teman-temanku selama di kelas 1 dan 2. Sekarang waktunya untuk ku berubah. Berubah menjadi orang yang lebih giat, giat dalam berdoa, serta giat dalam belajar. Tidak seperti waktu yang lalu, yang sempat membuatku lupa pada Sang Khalik, lupa akan waktu, lupa akan tujuanku. Sekarang saatnya aku bersungguh-sungguh.”

Itulah sepenggal niatku untuk merubah hidupku yang konstan ini. Aku sadar aku telah duduk di kursi panas, sebentar lagi aku akan meninggalkan SMA ini dan menginjakkan kakiku di universitas. Ku harus berjuang untuk menggapai cita-citaku menorehkan namaku di sebuah universitas terbesar di Bandung. Menuju kursinya untuk menimba ilmu kembali dan menuju dunia global yang penuh tantangan.

Namun, hal itu tak semudah yang ku bayangkan, aku tidak pernah tahu cara merubah hidupku yang konstan ini, merubah gaya belajarku yang primitif ini. Aku pernah bertanya kepada salah seorang temanku, “bagaimanakah caramu belajar?”, mereka menjawab dengan tenangnya, “haha, aku belajarnya sistem sks e.” aku pun tersenyum.

Suatu hari, aku melihat seorang temanku, teman yang pernah mengukir sebuah sejarah denganku, dia membaca sebuah buku. Buku yang pernah di promosikan di sekolahku tapi aku berpikiran jelek bahwa buku itu tidak berguna sama sekali untukku. Ku sadar bahwa pikiranku salah. Ku amati temanku itu.sepanjang hari dia membaca buku itu, setiap hari sampai halaman terakhir. Aku lihat perubahannya, ternyata dia berubah. Sekarang dia bisa mengatur waktunya, mengatur hidupnya. Sekarang dia menggunakan teknik belajar yang tidak pernah ku bayangkan, mind maping. Entah apa yang dilakukan buku itu padanya. Aku penasaran.

Suatu hari aku menghampirinya, aku bertanya padanya apakah boleh aku meminjam buku itu. Dia menjawab dengan yakin, YA, namun aku harus menunggu antrian pinjaman dari teman yang lainnya juga. Dengan sabar aku menunggunya. Tidak sampai seminggu aku mendapatkan buku itu, dia mengatakan bahwa buku itu bagus.
Dengan senang hati aku menerimanya, itulah awalku menuju semangat yang baru.

Bikin Belajar Selezat Coklat….
Sebuah judul yang begitu aneh rasanya, dibuat oleh penulis-penulis yang pernah datang ke SMAku (bang Fatan dan Denniz) serta Gaya bahasa yang nyeleneh dan sok tahu.

Tapi…..
Isinya, wuuussshhh, berat…..
Buku yang hanya setebal 188 halaman+cover, mampu membawaku ke kehidupan yang sesungguhnya, jauh dari alam yang fana ini. Buku pertama yang ku baca dari terbitan book magz pro-u memberikan aku banyak motivasi dan pengalaman hidup. Aku membaca buku itu tidak secara utuh alias mencar-mencar alias setengah-setengah namun sudah cukup berarti untukku.
Banyak sekali pengalaman yang ku dapat dan aku terapkan dari buku itu. Setiap kali ku membaca buku itu ku selalu tersenyum kagum walaupun kadang ku tertawa karena gaya bahasa penulis.

Buku itu memberikanku pencerahan betapa berharganya sebuah ilmu. Ilmu tidak akan kita dapat tanpa adanya usaha, tanpa adanya niat. Pada suatu hari, aku ditugaskan oleh sekolahku untuk menghadiri acara workshop di suatu tempat. Sungguh lunglai badanku karena pada saat aku memohon izin dari BK(Bimbingan konseling), aku dinasehati “kamu sudah kelas 3 kan nak?, lebih baik kamu tidak usah ikut acara-acara yang begituan, tidak ada gunanya!!” dengan nada yang merendahkanku.

Namun, buku itu memberikanku sebuah semangat baru untuk menggapai cita-citaku. Salah satu kalimat yang sering menjadi motivasiku saat meninggalkan kelas adalah:
Belajar itu tidak hanya disekolah
Asalkan kau yakin bahwa tidak di sekolah lebih bermanfaat
Itulah kalimat yang membuatku terus semangat saat aku izin keluar kelas karena ku yakin hal yang kudapat nanti akan lebih berguna. 
Kembali ke dalam cerita, apa yang terjadi selanjutnya ditempat workshop?

Subhanallah…
Apa yang ditulis dalam buku itu benar, ditempat itu aku mendapat pengalaman yang berharga yang ku yakin tidak akan kudapatkan di sekolah. Saat di sela waktu istirahat aku bertanya kepada temanku yang di sekolah, apakah tadi pelajarannya penting yang ku tinggalkan? Dia menjawab, “dari tadi hanya tugas-tugas doang kok!” 

Masya Allah….
Sejak saat itu aku sadar, carilah ilmu dimana saja kau berada, karena yang punya ilmu, Maha dari segalanya, yaitu Allah SWT melihat semua yang kita kerjakan.
Ku ingin berubah menjadi lebih baik lagi,
Ku tahu aku adalah manusia biasa,
Yang penuh dengan kesalahan,
Hari-hariku naik turun tak menentu,
Tapi,
Ku kan terus berusaha,
Untuk membuat hari-hariku terus naik,
Dan takkan kubiarkan turun lagi.
Ku kan terus berusaha dan berusaha,
Menggapai cita-citaku,
Membahagiakan kedua orang tuaku,
Menjadi seorang imam untuk keluargaku,
Dan akhirnya menuju ke Sang Khalik dengan ilmu yang ku punya.

Life ends when you stop dreaming
Hopes lost when you stop believing
And love fails when you stop caring
So remember:
Keep on trying and praying…
May Allah keep on making your gleaming

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More