Kamis, 13 Januari 2011

Katakanlah "Aku Bangga Menjadi Muslim"

Oleh: Ilhamka Fauzi

Yogyakarta memang tidak bisa lepas dari julukan kota pelajar dan budaya, disinilah banyak terlahir tokoh-tokoh Nasional, tapi lebih dari itu, bagi saya yogyakarta adalah tempat pergerakan dan perjuangan, Mengapa demikian? Karena disinilah saya mulai mengenal dengan berbagai macam,warna,bentuk wadah pergerakan, bukan sembarang bergerak melainkan bergerak karena Allah SWT untuk meraih ridha-Nya. Dan dari pergerakan itu mengupayakan perjuangan, untuk tegaknya Syariat Allah dimuka bumi ini,,Subhanallah.

Meski baru 2 tahunan tinggal dikota ini, namun atmosfer perjuangan dan pergerakan begitu menusuk hati, sehingga mendorong diri ini untuk ikut andil dalam medan yang mulia ini, sekecil apapun perannya.

Diri ini adalah Mahasiswa Ekonomi Islam, Konsentrasi Keuangan dan PerbankanSyari’ah dari
Kampus cilik Universitas Hamfara (Hadza min fadhal Rabbi/Inilah Karunia dariRabb-ku), meski cilik tapi Insyaallah memiliki jiwa, ghirah dan kemauan belajar yang gedhe, sekaligus Tholibun dari Ma’had Dirasah Islamiyah wa Lughatul Arabiyah (MADIA) yang berada di Karangkajen serta pekerja serabutan plusnyambi sana-sini menjual dagangan orang lain:).

Dikota ini saya menemukan Masjid yang memiliki beragam aktivitas Syurga, Masjid itu adalah Masjid Jogokaryan, saya sering mengikuti event-event didalamnya, baik itu kajian rutin setiap malam selasa ataupun kajian ‘dadakan’ lainnya, dari kajian-kajian itulah dapat membuka cakrawala hati dan pemikiran akan Indahnya Islam.

Disebrang jalan Masjid ini, terdapat maktab/kantor sebuah penerbit buku, setiap kali melewatinya saya selalu memimipikan bahwa “suatu saat nanti tulisan saya akan diterbitkan oleh penerbit buku itu..Amin^_^”, penerbit buku itu adalah Pro-U Media, saya beranggapan bahwa penerbit ini bukan sembarang penerbit, berdirinyapun bukan sekedar untuk mendapatkan materi semata, melainkan untukDakwah Islamiyah, dimana buku yang diterbitkanpun selalu buku-buku yang menggugah dan menginspirasi serta mencerahkan dan mencerdaskan umat.

Buku pertama yang saya miliki dari penerbit Pro-U Media adalah ‘Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim’ karya Abang Ustadz Salim A. Fillah, lalu diikuti buku-buku yang lain seperti ‘Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan’, ‘Prophetic Learning’ Karya Pak Dwi Budiyanto, ‘Musuh Cita-cita’ Karya Ustadz Irfan S. Awwas, dan sebagainya.

Ketika itu saya belum lama berada diyogya, pengetahuanpun masih minim (meskipun sekarang juga masih), namun dengan membaca buku ini memberikan informasi dan motivasi yang dahsyat, sehingga menggugah diri untuk jangan ragu sedikitpun dengan Islam dan Syariat-Nya, karena itulah yang terbaik bagi manusia, bersumber dari Allah yang Maha Baik (Al-Barri) dan didalamnya yang ada hanyalah kebaikan dan kebaikan, sebagaimana  Islam, adalah Rahmatan lil’alamin (Rahmat bagi semesta alam). Dan memang miftahus surur/kunci kebahagiaan hidup (seperti kitabnya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah) berada pada pengamalan Islam, kita akan bahagia jika kita mau mengamalkan Islam, tidak bahagia jika tidak mau mengamalkannya, jadi Islam itu bukan sekedar hanya teori saja atau omdo (omong doang) saja. Alangkah Indahnya negeri ini jika mau mengamalkan Islam, Janji Allah SWT, akan mendatangkan keberkahan dari langit dan bumi. Kami Rindu itu Ya Allah.

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَاْلأَرْضِ وَلَكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Dan Jika sekiranya penduduk negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (Ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”(QS. Al-A'raaf : 96).

Pagi itu begitu cerah, kicau burung dengan merdunya, langit dengan pesonanya, manusia dengan beragam aktivitasnya, semuanya berdzikir kepada Allah SWT, malu rasanya jika tidak bersyukur. Hari inipun adalah UAS hari terakhir disemester 3, disamping sedang belajar mata kuliah sayapun sedang menyelesaikan membaca buku ‘Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim’ karya Abang Ustadz Salim A. Fillah, karena jika penat sedang menghampiri ketika belajar mata kuliah, maka sayapun mengalihkan pada bacaan yang lain, sehingga dengan begitu bisa merefresh otak, apalagi jika bacaannya memotivasi, seperti buku yang satu ini. Karena hari ini UAS terakhir, berarti malam ini akan pulang kampung bersama rombongan teman-teman yang pulang ke Jabodetabek,,Asyik,,untuk menghemat isi dompet kitapun berencana untuk naik kereta ekonomi, bukan berarti tidak mampu untuk naik bis tapi dalam rangka menghemat, dengan begitu sisa uangnya bisa dimanfaatkan dan dialihkan untuk membeli oleh-oleh, sekaligus juga dalam rangka merakyat bersama Umat. Nama keretanya gaya baru malam selatan, kurang tahu kenapa namanya panjang begitu, tapi katanya karena keretanya lewat jalur selatan, kereta ini begitu murah, masa dari Yogyakarta sampai Jakarta hanya 26ribu, disamping naik bis bisa berkisar 110ribu, memang sering padat dengan penumpangnya, tapi kalau ada rezeki pasti kita semua akan dapat tempat duduk, tak peduli dengan kecelakaan kereta yang sering terjadi, yang pentingBismillah saja, sementara kematian, kita semua tidak bisa menghindar darinya, kalau memang sudah jadwalnya, tidak ada yang bisa menolak, tapi harusnya pemerintah juga memperhatikan keamanan dan kenyamanan penumpang, karena ini menyangkut keselamatan rakyat banyak, rasanya percuma saja ada pemerintah jika tidak melayani rakyatnya. Kami  berangkat malam nanti pukul 9, sampai jakarta sekitar pukul 8 pagi, dari stasiun lempuyangan tujuan stasiun senen, tidak semua turun disenen melainkan teman-teman yang lain turun duluan. Sejak pagi itu selalu terbayang-bayang wajah Keluarga dirumah, Ummi, Bapak dan 2 adikku yang masih SD, aku rindu kalian, kalianlah motivasi terbesar dalam hidupku, ingin rasanya segera berjumpa dengan kalian, yang berada di Tangerang-Banten.

Sesampainya dikampus, tentu yang pertama dibahas bersama teman-teman adalah terkait mata kuliah yang akan di ujikan, bukan kepulangan ke kampung halamannnya masing-masing, UAS hari ini adalah Perdagangan Internasional, tidak terlalu sulit, karena memang kebanyakan materinya terkait dengan proses dan praktik perdagangan antar negara, berbeda jika dengan mata kuliah yang banyak bertemu dengan angka alias menghitung dan memaparkan proses sirkulasi dana diperbankan Syari’ah, biasanya diantara kita banyak yang terserang penyakit mumetisme (maksudnya pararusing/lieur/pusing, karena bertemu dengan uang Imajinasi yang jumlahnya besar, bahkan bisa sampai milyaran,,hehe). Disela diskusi tentang mata kuliah, kitapun saling berbincang akan keberangkatan malam nanti.
Am, jadikan kita pulang malam ini? Siapa saja yang bareng baliknya?” tanya Hamzah, salah satu rekan sekampus dan sekelas.
Ya, jadi dong akh, sudah kangen nih ama yang di rumah, kayanya kita berenam doang deh, ane, ente, Ahmad,Kamal,Heri ama Arman” jawabku.
ooh, siapa nih yang koordinir buat beli oleh-oleh” nanyanya lagi.
kita aja yuk, ente bisakan? nanti belinya dipasar, biar bisa dapat banyak oleh-oleh, kalo beli ditoko oleh-oleh, nanti dapetnya malah sedikit lagi”
“Ok deh kalo githu, nanti biar ane yang cari pinjaman motor” jawabnya, Kitapun berencana untuk membeli oleh-oleh dipasar jalan parangtritis.

Setelah ujian selesai banyak diantara kita yang berseru “Alhamdulillah, UAS finish juga, saatnya pulang kampung, Baitii Jannatii (Rumahku surgaku/Home Sweet Home)”. Banyak pula yang langsung pulang, karena memang rumahnya tidak terlalu jauh, hanya di sekitar jawa tengah khususnya mereka yang memiliki kendaraan bermotor. 

Setelah teman-teman yang lain telah menitipkan uangnya untuk membeli oleh-oleh, saya dan Hamzahpun segera beranjak ke pasar, sementara yang lain mempersiapkan diri diasrama, untung masih jam 10an, pasarpun masih ramai dengan aneka jajanan khas daerah.

Di tengah perjalanan saya melihat ada seorang Akhwat berjilbab hijau yang dihampiri oleh seorang laki-laki yang terlihat keletihan, membawa kantong plastik, tidak tahu apa isinya. sepertinya kenal dengan Akhwat itu, ternyata Akhwat satu kampus, hanya saja beda angkatan, dia adik kelas, baru semester 1. Maka sayapun meminta kepada Hamzah untuk menghampiri mereka.

Ada apa Mba” tanyaku
Ini Kak, masnya ini menawarkan Al-Qur’an, katanya saudaranya ada yang sakit di Rumah Sakit Wirosaban, saya mau membelinya tapi saya tidak membawa uang lebih” Jawabnya. Subhanallah, Ternyata yang ditawarkan oleh orang tersebut adalah Al-Qur'an, Mukjizat satu-satunya yang terjaga hingga hari kiamat dan petunjuk kebenaran agar bisa selamat dunia-akhirat.

“Ya sudah, kalo begitu biar saya saja yang membelinya”
“Makasih kak, kalo begitu saya duluan, Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumusslm” Akhwat itupun pergi, dilangkahnya saya melihat Akhwat itu sesekali menengok pada kami, sepertinya dia ingin tahu apa yang sedang kami bicarakan.
Memangnya dijual berapa Mas Al-Qur’annya” tanyaku
Berapa sajalah Mas, seikhlasnya, yang penting bisa menambahi untuk membeli obat
memang siapa yang sakit? sakit apa?
Adik saya mas, demam” sekilas saya teringat dengan Adik yang dikampung halaman.
Lalu saya pun berdiskusi kecil dengan Hamzah, ternyata uang dia pas-pasan hanya untuk membeli oleh-oleh dan ongkos keberangkatan.
Memang Al-Qur'annya dapet dari mana mas?” tanya Hamzah kepada Masnya, bukannya Su’udzon tapi dikhawatirkan Al-Qurannya dapat dari sebuah Masjid lagi, setelah dilihat-lihat ternyata tidak ada stempel Masjidnya.
Ini Al-Quran saya Mas, saya masih ada 1 lagi dirumah” Jawabnya, dalam kondisi seperti ini harus ada keputusan yang matang, maka sayapun bersedia untuk membelinya.
Ya sudah mas, saya beri saja masnya 50ribu, Al-Qurannya monggo dibawa dan dibaca-baca saja” sahutku sambil memberikan uangnya.
Ndak mas, saya ga mau kalo diberi uang cuma-cuma, mas bawa saja Al-Qur'annya, saya masih ada satu lagi dirumah”, karena dipaksa oleh masnya, akhirnya sayapun membawa Al-Qur'an tersebut, sebenarnya malu juga, Al-Qurandengan ukuran cukup besar seperti itu dihargai segitu, padahal Al-Qur'an inilah yang akan menjadi saksi setiap manusia diakhirat kelak.
Ya sudah, kalo gitu saya bawa Al-Qur'annya, semoga adiknya cepet sembuh yah mas, Assalamu’alaikum”. Sungguh, kejadian ini diluar dari rencana, tapi yang harus diyakini adalah Allah-lah sebaik-baik Pembuat rencana (Al-Jabbaar), dan rencana Allah itulah yang terbaik bagi manusia, ini sudah bagian dari takdir yang harus dijalani. Kejadian tadi menjadikan kondisi dompetpun semakin menipis, sepertinya hanya sedikit saja bisa beli oleh-olehnya. setelah itupun kami melanjutkan perjalanan tujuan pasar, sayapun meminta pada Hamzah untuk jangan dulu menceritakan hal ini pada teman-teman. Dikendaraan, sekilas kenapa sesekali saya teringat akan Akhwat yang tadi yah, siapa namanya? apakah itu bidadari yang Allah turunkan untuk saya? Astaghfirullah, sayapun berusaha untuk mengalihkannya.

Ternyata benar, setibanya dipasar oleh-oleh yang banyak dibeli adalah milik teman-teman, sementara saya harus melakukan perhitungan dulu sebelum membeli, supaya bisa sampai rumah dengan selamat, mau pinjam uang tapi malu juga, ya sudahlah seadanya saja oleh-olehnya, lagipula ada Al-Qur'an yang tadi dibeli, inipun bisa untuk dijadikan oleh-oleh.

Setelah selesai dari pasar lalu semuanyapun telah siap. kita berencana untuk ke stasiunnya naik taksi saja, ongkosnya bisa patungan, karena kita berenam maka ongkosnyapun akan lebih murah, posisi duduknya pun 2 orang didepan dan 4 orang dibelakang, tak apalah mepet-mepetan wong sesama Ikhwan ini asal jangan dengan yang bukan muhrim saja,,hehe. berangkat kestasiun ba’da Sholat Maghrib, sementara Isyanya akan distasiun.

Setibanya distasiun yang pertama dibeli adalah tiket kereta, cukup tunjuk 1 orang saja yang membelinya, kita semuapun menyerahkan uangnya ke Arman, biar dia saja yang membeli. Setelah dia kembali membawa tiketnya, ditiketnya bertuliskan ‘berdiri, tanpa tempat duduk’ kitapun kaget, tapi Armanpun berkata “Tadi kata penjaga loketnyanya, untuk tempat duduknya bebas saja, siapa yang dapat dia yang beruntung”. Alhamdulillah, ternyata tiket ini hanya sebagai legalitas saja, karena lumayan juga jika harus berdiri dari Yogya sampai Jakarta, kita semuapun menunggu keretanya di Musholah stasiun, dari waktu menunggu itu ada diantara kita yang tilawah, bercengkrama dan yang belum makan, dipersilahkan untuk makan dulu.

Alhamdulillah keretanya datang juga, ternyata keretanya tidak terlalu padat dan masih banyak kursi yang kosong, padahal kereta ini dari Surabaya, kitapun langsung memboking kursi yang untuk 6 orang, ternyata diyogya inilah yang banyak penumpangnya, sehingga keretanyapun kini menjadi ramai, kursipun langsung banyak diisi penumpang. Selama perjalanan, sementara teman-teman sedang asyik bercengkrama, entah kenapa saya jadi teringat dengan Akhwat tadi pagi, untuk mengalihkannya saya memilih membaca saja, banyak pilihan buku ditas saat itu, namun kebanyakan buku-buku terkait Keuangan Syari’ah, maka saya memutuskan untuk mengambil buku ‘Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim’karya Abang Ustadz Salim A. Fillah, buku yang cukup menantang, baru setengahnya yang telah dibaca, sayapun melanjutkan untuk membacanya, ketika itu sudah masuk bagian ketiga yang bertemakan Menggelas Benang Lelayangbagian Bukan Terminal Perhentian, rasanya tepat sekali dengan kondisi sedang perjalanan seperti ini. Subhanallah, ternyata pembahasannya terkait Nikah, disamping membaca sayapun bertanya pada diri sendiri “Kapan kamu akan menyempurnakan separuh Agamamu itu?”. Dibagian ini ada kalimat yang begitu mempesona yaitu ‘Orang suci, menjaga kesuciannya dengan pernikahan dan menjaga pernikahannya dengan kesucian’. kalimat yang Inspiratif, sayapun jadi ingin segera menjalankan Ibadah Nikah, namun dengan siapa dan apakah ada yang mau? Namun keyakinan bahwa Allah menciptakan makhluknya berpasang-pasangan amat tertanam, tapi dengan siapa? Wallahu’alam bi shawab.

Stasiun demi stasiunpun terlewati, ada penumpang yang turun tapi banyak pula yang naik, sehingga kereta jadi semakin ramai, digerbong yang saya duduki banyak pula yang berdiri, untung kebanyakan yang berdiri adalah bapak-bapak dan pemuda, tidak tega rasanya jika ada perempuan yang berdiri apalagi jika ibu-ibu. sampai juga di stasiun brebes, 2 orang teman kamipun yaitu Kamal dan Arman mendahului kami, waktu dini hari seperti ini mereka dijemput oleh keluarganya, tinggal sisa kami berempat, sementara Ahmad dan Heri akan turun di Kuningan, Hamzah di Bekasi, dan hanya saya sendiri yang turun di stasiun senen. “Yo wiss, hati-hati yah, salam buat keluarga dirumah,,Assalamu’alaikum” begitu kalimat perpisahan yang berlangsung diantara kami.

Waktu sudah menunjukan Sholat Shubuh, sementara yang tersisa diantara kami hanya saya dan Hamzah, Ahmad dan Heri sudah turun tadi dikuningan, maka kitapun Sholat dikereta dalam posisi duduk dengan cara bergantian, untung air di WCnya sedang lancar, jadi bisa untuk berwudlu, karena sering juga tidak ada airnya, dalam kondisi seperti itu biasanya kitapun bertayamum.

Tepat pukul 6 pagi, sampai juga distasiun bekasi, maka Hamzahpun pamit pada saya “Ane duluan yah Akh, hati-hati ente dijakarta apalagi kemarin baru ada ledakan bom di Marriot, nanti ente dikirain teroris lagi,,Assalamu’alaikum” Pamitnya.
Ok, ente juga hati-hati yah, bukannya kita sama-sama teroris akh, tapi singkatannya tentara orang Islam” canda saya, yang diikuti senyum Hamzah “Wa’alaikumussalam,,Salam buat keluarga yah” Jawabku, tinggal saya yang tersisa sendiri diantara kami, keretapun cukup sepi dan banyak kursi kosong, sesekali distasiun lain banyak pula yang naik, sepertinya kebanyakan yang naik adalah mereka yang bekerja di ibukota, sayapun melanjutkan membaca buku.

Alhamdulillah, All Praises to Allah, sampai juga di stasiun senen, yang membuat heran, kenapa begitu ramai dan banyak polisi, ternyata bagi penumpang dari tanah Jawa harus diperiksa terlebih dahulu, polisi meminta diperlihatkan KTP dan Tiket keretanya, mereka yang kurang dari salah satunya maka akan diperiksa lebih lanjut, “Apa ini terkait dengan terorisme” pikirku, untungnya milik saya lengkap, namun banyak pula yang mesti diperiksa lebih lanjut, saya melihat seorang bapak yang tadi satu gerbong kebingungan karena KTPnya tertinggal, maka saya berinisiatif untuk pakai KTP saya saja, sementara saya masih ada KTM, bapak itupun berterima kasih pada saya, kitapun memilih diperiksa oleh polisi yang berbeda dengan begitu tidak mudah untuk diketahui, untung polisinya tidak memperhatikan KTPnya dengan detail, kitapun berencana untuk bertemu di loket tiket.

Selamat pagi, Mana KTP dan tiket kereta saudara” Tanya polisi pada saya, saya pun menyerahkan KTM dan tiket,
Yang saya minta KTP”, “Kebetulan KTP saya tertinggal dikosan Pak, KTM ini juga sama-sama tanda pengenal juga kok pak” jawabku meyakinkan polisi tersebut.
Ya sudah tidak apa-apa, buku apa itu?” polisi itupun bertanya akan buku yang sedang saya pegang.
ini buku Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim Pak” buku itupun diperiksa oleh polisi, sayapun jadi sedikit tegang namun bisa direda dengan dzikir.
Kamu bukan teroriskan?” tanya polisi menuduh,
Bapak jangan sembarangan dong, saya hanya Mahasiswa Muslim yang kuliah di Yogya, asal bapak tahu saja yang teroris itu Amerika dan Israel” jawabku sedikit sinis.
ooh, ya sudah, terserah kamu sajalah” jawab polisi seolah tak peduli. akhirnya sayapun dipersilahkan keluar stasiun, setelah KTM dan bukunya dikembalikan. diloketpun si Bapak tadi telah menunggu untuk mengembalikan KTP saya, ternyata bapak tersebut hendak ke kosan putrinya yang sedang kuliah di Jakarta, berada daerah dimanggarai, sementara saya akan ketangerang dengan cara 2 kali naik bis 1 kali naik angkot kecil. Sungguh, ini pengalaman pertama bertemu dengan pemeriksaan seperti itu, dituduh yang bukan-bukan lagi.

Sayapun melanjutkan perjalanan untuk pulang kerumah, dengan membawa sedikit oleh-oleh khas Yogyakarta dan Al-Qur'an, biarkan saja Al-Qur’annya untuk dirumah dibaca-baca oleh anggota keluarga karena saya pribadi sudah punya, dengan begitu bisa menambah koleksi Al-Qur’an dirumah, jadi ingat akan sebuah sabda Rasulullah SAW, ‘bahwa Allah SWT akan mengangkat derajat suatu kaum karena sikap mereka yang benar terhadap Al-Qur’an sebaliknya Allah SWT akan menghinakan suatu kaum karena sikap mereka yang salah terhadap Al-Qur’an’. Sungguh, sayapun tidak ingin jika ada anggota keluarga yang kurang peduli dengan Al-Qur’an, Karena Al-Qur'an inilah sebagai petunjuk bagi manusia agar bisa selamat dunia akhirat.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka (Jahannam) yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu” (QS. At-Tahrim : 6).

Ya Allah, Selamatkanlah Kami dari kehidupan dunia yang sesaat ini, selamatkan pula semua keluarga Muslim dari Api Neraka, Selamatkan pula saudara-saudara Kami para Mujahidin digaza-palestina, khasmir, afghan, irak, dan seluruh kaum muslimin dimanapun berada. Berkahi dari sisa usia yang Kau berikan pada Kami..Amin.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More